Pidato Netanyahu di Parlemen AS Dinilai Terburuk Sepanjang Masa
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Kehadiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Kongres AS, Rabu (24/7/2024) waktu setempat mendapat banyak protes dari berbagai kalangan. Pidato Netanyahu bahkan dinilai yang terburuk sepanjang masa.
Mantan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat Nancy Pelosi mengkritik pidato politisi Israel tersebut di hadapan anggota parlemen di Kongres AS. Menurutnya, itu merupakan pidato terburuk yang pernah dilakukan oleh seorang pejabat asing di Kongres AS.
Advertisement
BACA JUGA: Jelang Bertemu Netanyahu, Biden Janji Akhiri Perang di Gaza
“Presentasi Benjamin Netanyahu di DPR hari ini merupakan presentasi terburuk dari semua pejabat asing yang diundang dan diberi kehormatan untuk berpidato di Kongres Amerika Serikat,” kata Pelosi melalui platform media sosial X pada Rabu (24/7/2024) waktu setempat.
Seperti diketahui, Netanyahu menyampaikan pidato kepada anggota parlemen AS atas undangan para pemimpin Kongres. Namun sejumlah anggota parlemen, termasuk Pelosi, dan sejumlah nama besar Partai Demokrat juga memilih tidak menghadiri pidato tersebut.
Alasannya, kata Pelosi, masih ada keluarga sandera yang ditahan di Jalur Gaza dan sedang mengupayakan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Pelosi mengatakan dia berharap Netanyahu akan menghabiskan waktunya untuk berupaya mencapai gencatan senjata. Adapun, pidato Netanyahu itu memicu protes di Washington, di mana penegak hukum mengerahkan semprotan merica dan menahan beberapa demonstran.
Direktur Nasional Koalisi ANSWER, Brian Becker, mengatakan kepada Sputnik bahwa para petugas penegak hukum melakukan serangan, tanpa provokasi, terhadap para pengunjuk rasa. Netanyahu tiba di Washington pada Senin untuk mengadakan serangkaian pertemuan dengan para pejabat AS, termasuk dengan Presiden Joe Biden dan penantangnya dari Partai Republik Donald Trump, serta untuk berpidato di sesi gabungan Kongres.
Karena mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak awal Oktober 2023.
Sebanyak lebih dari 38.800 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak saat itu telah tewas, sementara lebih dari 89.400 lainnya luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Selama lebih dari sembilan bulan sejak serangan, sebagian besar wilayah Gaza hancur di tengah blokade yang melumpuhkan terhadap akses makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel dituding melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang dalam putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum mereka diserang pada 6 Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Supriyani, Guru Honorer yang Dituduh Memukul Anak Polisi Divonis Bebas
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
Advertisement
Kunjungi Pasar Prawirotaman, Mendag Pastikan Harga Minyakita Turun Pekan Ini
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- KPK Sebut OTT di Bengkulu Terkait Pungutan Pendanaan Pilkada
- Indonesia dan Uni Emirat Arab Sepakati Kerja Sama Energi
- Walhi Minta Kasus Polisi Tembak Polisi di Solok Jadi Momentum Berantas Penjahat Lingkungan
- Masuk Masa Tenang Pilkada 2024, Bawaslu Ingatkan Tidak Ada Lagi APK
- Menkes Budi Gunadi Kaget Banyak Anak Indonesia Terkena Diabetes Tipe 1
- Ruko Penjual Beras di Godean Dapat Banyak Karangan Bunga Bikin Kaget Warga
- Prancis Didesak Tangkap Netanyahu Sesuai Putusan ICC
Advertisement
Advertisement